RSS

Bermain-main dengan Kebahagiaan

Bertambah umur bukanlah pilihan karena kita tak bisa berkompromi dengan waktu. Namun gaya hidup menjadi cerita lain ketika umur yang bertambah dibarengi dengan keinginan yang tidak biasa. Apalagi menghalalkan segala cara.

Seperti seseorang yang duduk tertunduk di hadapanku. Demi gaya hidup yang diinginkannya, dia rela merampas kebahagiaan banyak orang yang sudah lama merindukan tanah suci. Dan tugasku pagi ini adalah melemparkan beberapa pertanyaan untuknya. "Mulai kapan Anda melakukan hal ini?" Pertanyaan kesekian.
Dia hanya menunduk diam. Belum satupun pertanyaanku yang dijawabnya.
Aku menghela nafas, mencoba pertanyaan berikutnya.
"Siapa saja yang ikut terlibat dengan kasus ini?"
Masih dengan sikap yang sama, dia hanya diam.

Aku mencondongkan badanku kearahnya. "Oke, mungkin anda beraksi secara diam-diam. Diam-diam merampas hak orang lain dan memilih diam untuk sesi ini. Anda kami adili dengan cara yang masih baik. Kalau Anda seperti ini terus, bagaimana jika saya tawarkan kepada Anda agar bisa diadili langsung oleh Tuhan? Bayangkan peluru ini secara diam-diam menghujam jantung Anda." Aku tersenyum sinis menatap lurus padanya.

Seketika kepalanya terangkat, melihat gerakan tanganku yang mengangkat pistol tepat di depan pengelihatannya. Air mukanya mendadak pucat pasi, mulutnya seperti ingin berkata namun tak bisa. Keringatnya mulai muncul berwujud titik kecil di dahinya.

Hidup seperti ini kadang membuatku terbawa suasana.

0 komentar:

Posting Komentar