RSS

Apa Kabar Mimpi? (Nasib Pengharapan di Akhir Tahun)

Apa kabar mimpi? 

Masihkah terjaga di sana? 

Sepertinya beberapa dari kalian sudah mulai menua karena terlalu lama menunggu. Ini sudah bulan kedua belas, bulan terkahir sebelum tahun baru. Aku masih menggenggammu walau kadang tak seerat dulu. Maafkan semua mimpiku, tahun ini tak semua darimu bisa aku tuju. Kita berjumpa di awal tahun ini, semoga masih bisa menjemputmu di tahun mendatang dengan keyakinan yang lebih, bukan dengan keragu-raguan dan rasa pengabaian.

(Bukan) Senandung Pilu

Unutk Perempuan - Sheila on 7

Entah dengan apa aku memaknai lagu ini. 
Pemikiran dulu dengan sekarang sangatlah beda. Layaknya Siti Nurbaya vs Miss Indonesia, tapi aku bukan salah satu dari keduanya. 
Rumit.
Sepatah kata sederhana yang terlontar dari species sejenismu Tapi ini tentangku yang masih menjadi penganut pecinta diam-diam ketika kebanyakan dari mereka memerdekakan emansipasi.
Ini inginku, menikmati kesendirian saat mereka mengilhami apa itu seorang idaman. Ini diamku, saat mereka memilah siapa yang pantas atau siapa yang diingin.
Penantianku hanya pada seeorang yang tanpa syarat, tanpa tapi, dan tanpa ragu. Otakku boleh saja berpikir siapa-siapa saja yang pantas untuk raga yang dihuninya. Hatiku boleh saja merasakan siapa-siapa saja yang pantas berbagi dengannya. Tapi ketika mereka tak sejalan, apalah artiku menunjukkan apa yang kurasa? Aku tak seberani seperti kebanyakan orang jaman sekarang
Aku masih menjadi penganut Ai Haibara yang tak pernah lugas dengan apa yang dirasakannya. Keberanianku ada saatnya nanti, ketika telah kutemui seseorang tanpa syarat, tanpa tapi, dan tanpa ragu
Mungkin ini semampuku sebagai seorang wanita

Review Jodoh Dunia Akhirat

Ceritanya, mau review buku lagi hehehe.. Kali ini buku yang mau ane review adalah buku yang judulnya Jodoh Dunia Akhirat. Padahal awalnya nggak ada niat buat baca buku ini, gegara temen-temen ngobrolin buku ini dan karena ada beberapa peristiwa, tau-tau buku ini udah ada di tangan :D

Jodoh Dunia Akhirat merupakan buku non-fiksi karangan Ikhsanul Kamil 'Canun' dan Foezi Citra Cuaca 'Fu'. Mereka adalah pasangan muda yang jadi trainer tentang masalah pernikahan.
Menurut ane pribadi, buku ini adalah buku yang tepat untuk dibaca di saat yang tepat. Kenapa? Karena jujur saja, ane sedang bingung dengan diri sendiri :p Tapi setelah membaca buku ini ane menyadari beberapa hal.
Mungkin sebagian besar pembaca atau sekilas dari covernya, ini adalah buku yang menuliskan tentang cara menjemput jodoh. Tapi menurut ane pribadi, ini adalah sebuah buku perbaikan diri. Buku ini menjadikan ane mikir, mikir tentang diri ane sendiri. Siapa ane dan gimana ane. Simpelnya buku ini adalah buku untuk introspeksi diri.

Oke, kesampingkan pendapat ane tadi. Ane akan mereview sedikit tentang Jodoh Dunia Akhirat ini. Ya, seperti yang tertulis dalam covernya, Jodoh Dunia Akhirat - Merayu Allah, Menjemput dalam Taat, buku ini mendeskripsikan bagaimana cara menjemput jodoh. Tiga tahap yang dituliskan dalam buku ini untuk menjemput jodoh adalah
1. Cleansing
2. Upgrade
3. Selecting
Yang pertama, cleansing. Cleansing di sini adalah pembersihan (seperti arti sebenarnya). Yang dimaksud dengan pembersihan di sini, berkaitan dengan pembersihan dengan diri sendiri. Ane lebih suka menyebutnya eksplorasi diri. Dalam tahap cleansing ini JDA akan berusaha mengingatkan hal-hal yang mungkin belum bersih dari diri kita. Jika kita sudah tau dimana letak kesalahan kita, JDA akan memberitahu cara berdamai dengan diri kita sendiri. Yaitu dengan terima, syukuri, maafkan, lepaskan, dan melangkah ke depan. Penjelasannya dapat dibaca sendiri di buku ini :p
Yang kedua adalah, upgrade. Upgrade sama seperti artinya, meningkatkan. Artinya untuk menjemput jodoh diperlukan ikhtiar yang salah satu caranya adalah dengan meningkatkan banyak hal seperti upgrade your knowledge, upgrade your skill, upgrade your heart, etc. Because life is a never ending study, life is a never ending practice and life is a never ending upgrade :)
Yang ketiga adalah selecting. Selecting yang dipaparkan disini adalah bagaimana cara menentukan kriteria jodoh yang kita inginkan, bagaimana cara mengenali karakteristiknya, dll. Di bab selecting ini sebenarnya inti dari buku ini. hohohoho
Sebenernya masih banyak hal-hal yang dipaparkan Canun dan Fu dalam Jodoh Dunia Akhirat ini. Gimana cara meluweskan komunikasi dengan orang tua, gimana caranya ngelogowokan hati, gimana awal mula mereka ketemu sampak akhirnya nikah, banyak dah pokoknya. Mau tau detailnya? Baca! :p Buku ini recomended banget untuk dibaca. Terutama bagi orang-orang yang galau masalah jodoh :p
JDA bagi ane sebenernya bukan buku penjemput jodoh melainkan sebuah buku introspeksi diri. Suer! Banyak banget hal-hal yang bikin Jleb! di buku ini untuk ane pribadi. Dan buku ini mengajarkan what should I do? Berubah menjadi manusia yang lebih baik adalah titik berat dari buku ini yang imbasnya nanti diharapkan perubahan kita yang lebih baik itu mempertemukan kita dengan seseorang yang baik pula :)

Tak lengkap rasanya sebuah buku tanpa quote, dan ane menyukai beberapa qoute dalam buku ini.
Sesuatu yang disampaikan dari ego akan sampai ke ego. Sesuatu yang disampaikan hati, akan sampai ke hati.
Tak mungkin ada cinta di hati yang satu, bila tak ada cinta di hati yang lain. Karena tangan yang satu tak akan mungkin bertepuk tanpa tangan yang lain. Untuk menyuarakan irama cinta (Jalaludin Rumi)
Ketika Allah memberi kita rasa sakit, Dia tahu kita mampu untuk kuat. Ketika Allah memberi kita rasa sedih, Dia menyiapkan kita untuk bahagia. Ketika Allah memberikan kita rasa marah, Dia sedang melatih kita menjadi lebih sabbar. Ah, Allah, cara-Mu memang unik namun selalu menenangkan
Ya mungkin itu dulu review ane tentang buku Jodoh Dunia Akhirat. Banyak banget manfaatnya kalo baca buku ini. Selamat membaca :)

Jarak Usang

Aku tak pernah berusaha memperpendek jarak yang terbentang antara aku dan kamu. Bukan karena tak punya keinginan. Sebenarnya sangat ingin tapi aku sadar, terkadang keinginan tak selalu sebanding dengan kebahagiaan yang diharapkan. Jadi aku memutuskan membiarkan jarak di antara kita.

Aku membungkam sendiri ingatanku, mengobrak-ngabrik semuanya dan menjadikan mereka hal yang tak sepatunya untuk diingat. Kamu tau? Ketika hati dan pikiran berlawanan, aku mengacuhkan semuanya dan lebih memilih untuk menuruti egoku saja.
Jika waktu bersedia kembali untukku, aku tak akan mengindahkannya. Aku lebih suka membiarkan apa yang terjadi saat ini. Mengkotak-kotakkan apa yang aku rasa dan menatanya pada tempat yang tersedia.
Jika suatu hari kita bertemu pada satu titik persimpangan, silahkan lanjutkan jalanmu. Aku rasa kita ditakdirkan hanya untuk sekedar bertemu, bukan untuk berjalan bersama. Rasanya jika memaksakan berjalan denganmu dunia yang aku harapkan tak akan pernah terjadi. Kadang terbesit pikiran bahwa setiap orang berhak untuk bahagia, tapi mengharapkan bahagia denganmu sepertinya hanya angan-angan belaka. Tertawa bersamamu seolah hanya sebuah mimpi yang tak terealisasi dalam nyata.  Aku beranggapan bahwa kedekatan seseorang dengan seorang lainnya dapat terlihat ketika mereka sedang berdua, dan lihatlah kita yang seperti ini, diam dengan pikiran masing-masing. Aku tersenyum getir dengan anggapanku sendiri.
Kupikir kita memiliki dunia yang sama, mimpi dan kesukaan yang sejalan tapi nyatanya kita ibarat kutub utara dengan kutub utara. Kita memang searah, tapi tak ada yang bisa menerima.
Ketika sekarang harapanku sudah menua, ringkih dan menjadi rentah yang artinya aku harus berhenti dan menerima apa yang ada. Aku tak pernah menyalahkan keadaan untuk yang terjadi sekarang. Aku selalu menganggapmu sebagai pelajaran berharga yang tak tertutur oleh kata-kata, yang tak terangkum dalam potongan kalimat sang pujangga ataupun tuturan bijak seorang Maha Guru.
Rasanya aku sudah kehabisan kata untuk menenggak apa yang aku rasa. Sekali lagi aku ucapkan terima kasih. Semoga kamu menua dengan orang yang tepat.

Salam,
Jarak Usang