RSS

ketiKa semua haNya dilihat deNgan nominaL

tak akan kau temukan rasa di sana,
mungkin yang ada cuma keinginan semata
tak akan kau temukan kualitas,
yang ada cuma hamparan kuantitas
semua hanya dilihat dari untung dan rugi dan mayoritasnya hanya akan dinilai dari deretan angka...

apa tak kao sadari bahwa nominal menciptakan jarak??
nominal yg berakhir dengan perseteruan?? banyak!!

hey! coba bayangkan kalau kamu dinilai dengan nominal?
dijadikan sebagai alat pembanding dengan pemilik nominal yang lain
memang segalanya butuh nominal, tapi nominal bukan segalanya

banyak hal yang bisa dirasakan tanpa nominal
hidup ini tidak selalu berkutat dengan nominal,
apakah untuk sekedar membentuk guratan senyum di wajah juga membutuhkan nominal??

dRaft.ku



draftku ditulis di sini,
di antara robekan.robekan kertas yang berserakan dan goresan pena yang tak beraturan
draftku tak bergambar,
karena aku tak lihai memvisualisasikan kata layaknya kartunis ternama
draftku tak terartikan,
memang sengaja tak bisa diartikan, karena aku tak mau terungkap maknanya
draftku punya cerita,
tapi ia bercerceran dimana-mana, tak akan ku rangkai karena kubiarkan menjadi potongan tak sempurna
draftku hanya diam,
aku menyuruhnya diam agar tak ada rasa
draftku berirama,
ia punya harmoni dalam setiap liriknya, walaupun melodinya sendu dan tak terdengar
draftku mampu mendengar,
dengan setia menampung semua keluh kesah, pujian, bahkan caci maki,,

dan pada akhirnya semua terangkum dalam draftku..
draft yang tak berwujud, karena memang begitu adanya..
ia hanya tersimpan dalam setiap lekukan.lekukan otak di kepala
mungkin jika diibaratkan suara, ia hanya bisa tercekat sebatas tenggorokan, tak akan pernah terlontar, dan tak akan ada kata
titik beratnya terletak pada pilihanku, kenapa hanya sebatas draft?
jawabannya ada di sini...
...di dalam hati

aKu hidup beRsama peLangi



aku tidak hidup di atas selembar kertas yang tergores tinta pekat
aku juga tidak hidup dalam layar kaca era '45 berwarna hitam putih
aku dilahirkan dari dua pribadi yg berbeda, dan
yang aku sadari adalah aku hidup bersama pelangi

kalo boleh kuingat warna pelangi:
meRah
Jingga
kuniNg
hiJau
biRu
niLa
uNgu

mereka beragam,
tak ada yang sama namun indah jika menyatu..
harmonisasi yang apik dari Sang Pencipta

seperti halnya hidupku,,
aku memang hidup bersama pelangi, bersama warna.warna yang berbeda
warna.warna yang menjadikan hidupku bermakna

gradasi warna yang terlihat tak bisa selamanya tampak jelas,
sesekali luntur bahkan hampir tak terlihat
ada masanya harus kulalui hujan badai supaya aku bisa tetap bersama pelangiku bahkan ingin kulukis warnanya agar tetap kuingat
pun tak bisa ku.samakan warnaku dengan mereka, karena aku dan mereka berbeda
mereka dengan warnanya dan aku dengan warnaku sendiri
namun aku dan mereka melebur menjadi kita
kita yang terus membuat warna tentang kisah...
...kisahku bersama peLangi

kaMu dan diRimu senDiRi

sepintar kamu bersilat lidah,
selihai kamu untuk berkelit,
semahir kamu berbicara,
secerdik apapun kamu berbohong pada jiwa.jiwa lain, tapi untuk berbohong pada dirimu sendiri kamu tidak akan bisa...

apa yg kamu rasa itu murni dari dirimu sendiri,
walau secara logika dan rasa terpaut beda, tapi itu adalah nyata..
kamu dan dirimu yang taw, bukan orang lain...

kamu bisa bahagia dengan caramu sendiri,
tak perlu berbohong pada orang lain bahkan pada diri sendiri,,
kalo kamu rasa ngak suka ya bilang aja ngak walaupun ada harapan lain dibalik ketidak.sukaanmu

kamu tidak akan bisa berkelit pada hati kecilmu karena dia pemegang hati nuranimu, sepintar apapun kamu untuk memanipulasi hatimu sehebat itu kamu akan melawan batinmu sendiri. Apa yang kamu rasa memang belum tentu benar adanya tapi setidaknya kamu punya keyakinan diri.
janganlah mengorbankan dirimu sendiri untuk sesuatu yang tidak kamu suka,,
hey,, ingatlah., kita berhak bahagia tetapi bahagialah sewajarnya.,
bahagiamu akan berarti jika kebahagiaanmu ngak merugikan dirimu sendiri dan orang lain,,
yang penting jujur pada dirimu sendiri

iSyaRat

mungkin karena ngak berani atau karena terlalu takut, semua yg ingin dikatakan menjadi abu.abu,,
persimpangan antara putih dan hitam,,
itupun tak bisa dikatakan kelam karena ada sedikit cahaya di dalamnya..

intonasi kata mungkin tak akan pernah terdengar,,
karena semua sebernarnya cukup tergambar hanya dengan isyarat,,
ya.. mungkin tak selihai Conan Doyle yang telah berhasil menciptakan tokoh Sherlock Holmes atau seperti Aoyama Gosho yang berada dibalik cerita Shinichi Kudo, tapi isyarat itu tergambar samar..

pengharapannya adalah seseorang mengerti dengan sendirinya,
tanpa harus ada kata yg tergambar jelas..
tapi hal yang tak terbantahkan adalah ketika seseorang tak mengerti maksud dari isyarat itu sendiri sedangkan pengisyarat masih tak mau mengintonasikan isyaratnya
yang timbul malah rasa c.a.p.e.k
capek untuk membuat isyarat dan capek untuk berisyarat

apakah isyarat itu harus dimengerti?
ato isyarat itu sekenak pembuat isyarat?
aaaaaahhhhh,,
masa bodo!
capek berisyarat = diam saja

mungkin memang tanpa isyarat dinamakan dengan pasif karena tidak melakukan apa.apa sama sekali,,
toh hasilnya sama saja..
sama.sama tak mengerti !!!