RSS

Hai, Kau...

Saat dulu kita sering berjumpa, percakapan ratusan menit sudah menjadi hal biasa. Hingar bingar tawa, lantang menggema menghiasi kisah kita yang entah dimulai dari mana.

Darimu aku sedikit banyak belajar, arti dari menerima. Kita bukanlah manusia tanpa celah. Selalu ada yang menjadi topik perdebatan kita. Aku dengan prinsipku, kamu dengan pola pikirmu. Tak jarang kita berada di kutub berbeda.

Hai, Kau...
Tuhan memang tak suka kita berandai-andai. Tapi jika boleh kupinta satu hal padaNya, aku ingin memelukmu kadangkala. Dimana kata-kata dan keberadaan adalah senjataku saat kita masih bersama. Jarak merubah segalanya. Aku yang hanya bisa memanggilmu sebatas tarian jemari, tak bisa lagi mendengar dengan leluasa isi hati.

Hai, Kau...
Aku menyadari, hidup itu dinamis. Kalau kamu ingin menangis, silahkan ambil jatah isak tangis. Karena aku tau, salah satu hal melegakan yang bisa dilakukan sendirian adalah menangis.

0 komentar:

Posting Komentar