Ketika dunia yang dihuni berisi tawa
Sesekali air mata
Tak pernah dikisahkan pada kita
Kapan saat kita berpisah
Selamat jalan wahai saudara
Meskipun tak sedarah
Kebaikanmu terukir nyata
Akhir Kisah
Buah Cerita
Wajah-wajah berkisah
Pada seorang fakir kosakata
Ia melantunkan rima yang tidak biasa
Endapan nada di dalam dada
Wajah itu sungguh percaya
Menitipkan buah cerita
Pada seseorang yang tak lama dikenalnya
Si fakir masih mencerna
Deretan aksara
Juga gumpalan tanya
Apa yang tergambar
Dalam seraut rupa yang dipunya
Sehingga kisah dipercaya punya bejana
Dalam dirinya
Patahan Garis
Rasa dan merasa
Sepertinya sama
Tapi berbeda rupa
Seperti meraba terlihat dan melihat
Sama-sama seperti utuh
Tapi nyatanya ada yang rapuh
Rasa dan merasa
Yang satu membuncah di hati
Yang satu perlu diwaspadai
Rasa adalah fitrah
Merasa adalah bilah yang punya dua mata
Jatuh Hingga Utuh
Daun gugur
Tak bersatu lagi dengan rantingnya
Ia membusuk
Tapi pada akhirnya ikut menyuburkan benih lainnya
Begitu pula dengan tawa
Ia bisa hilang
Tersedak sebongkah nestapa
Tapi pada akhirnya dia lahir menjadi hikmah yang tiada tara
Kata Lepas
Kata lepas
Dari lidah sang Tuan
Ia tak punya andil atas tembakan pelurunya
Kata lepas
Bak tempias
Menyeruak
Dan membekas
Kata lepas
Menyisakan dua rasa
Asa
Atau amarah
Ku harap
Kata lepas
Mengisi bejana-bejana yang tepat