RSS

Serambi Masjid

Sabtu malam adalah waktu favortiku. Bukan karena uforia yang disebut malam minggu oleh orang kebanyakan. Aku tak begitu suka hingar bingar, hanya sesekali ketika aku ingin. Cuma waktunya saja yang kebetulan sama.

Ketika kebanyakan orang akan pergi ke tempat hiburan, aku beda lagi. Ku kayuh sepedaku menuju masjid dekat rumah. Bertemu kamu seperti biasanya.

Tak tahu sudah berapa lama usia pertemanan kita. Mulai masih berwujud bocah ingusan sampai sudah kenal dandan. Kita memang berbeda tapi pemikiran kita searah. Kamu seorang aktifis, dari dulu aktif di berbagai organisasi dan kegiatan, masih berlaku sampai sekarang. Berbeda denganku yang hanya jadi rakyat jelata. Dunia kita memang sudah berbeda. Kita menimba ilmu di tempat yang berlainan arah. Tapi pertemanan kita masih sama. Walau tak sesering dulu, tapi kita sempatkan untuk bertatap muka. Dan hari Sabtu malam adalah waktu untuk kita.

Seperti biasa aku datang lebih cepat. Menunggumu yang masih di jalan. Adzan Maghrib berkumandang, tepat dengan kehadiranmu di depanku disertai senyum sembari memelukku.

"Walhamdulillahhirabbil'alaamiin." Imam menutup do'a.
Kita yang masih berbalut mukenah menuju serambi masjid, duduk bersila memulai cerita.

Di serambi masjid semua tercurah. Tentang mimpimu yang membuncah. Tentang cerita remeh temehku yang mengundang gelak tawa. Tentang nostalgia masa lalu kita. Tentang apa saja. Kita bercerita tanpa ada jedah kecuali adzan Isya' berkumandang. Dan masih berlanjut setelahnya, haha.. Semoga Allah tidak marah, menjadikan serambi masjidNya sebagai sarana cerita kita.

0 komentar:

Posting Komentar