Melingkar sebuah cincin di jari manis kiri. Sejak kecil hingga kini. Ia tersemat hampir satu seperempat dasawarsa hingga merekam jejak putih melingkar pada kulit. Banyak yang mengartikan bahwa ia merupakan simbol termiliki. Padahal itu hanya sebuah aksesoris namun terkadang berfungsi sebagai penjagaan diri.
Hari ini semua berubah, termasuk cincin di jari manis. Semenjak kehadiran seseorang dari dunia lain. Dia bukan alien, dia seseorang yang berasal dari luar orbit 'duniaku'. Seseorang yang mempunyai niat baik membina hubungan denganku. Seseorang yang sekarang duduk disampingku, mengucap janji di hadapan Ayah dan Bapak penghulu. Semenit lalu kami bertatap muka. Tak ada satupun kata yang keluar dari mulutnya. Ia memandangku lekat, tampias wajahnya menggambarkan ketegangan namun ia menutupinya dengan senyuman tanggung yang canggung. Aku mengerti maksud eskpresi wajahnya yang seperti itu, aku hanya membalasnya dengan senyum.
"Saya terima nikah dan kawinnya..."
Kalimat itu terdengar jelas dalam indera pendengaranku. Jantungku berdegup tak beraturan. Air mata menggenang di pelupuk. Dia mengucapkan sebuah janji yang tak hanya di hadapan Ayah, bapak penghulu juga saksi-saksi, tapi sebuah janji yang terikrar di hadapan sang Ilahi.
"Sah.." terucap dari bibir para saksi.
Dia menghembuskan nafas lega, tersenyum sumringah kemudian memanjatkan do'a.
Tersemat selingkar cincin dalam jari manis. Cincin pengganti ia terdahulu yang melingkar satu seperempat dasawarsa. Tersemat cincin jari manis, bukan hanya sebuah aksesoris tapi sebenar-benar bukti bahwa hati sudah termiliki.
1 komentar:
pean wis nikah tah :D
Posting Komentar