Sudah setahun aku mampir ke lapak milik Om Bagas. Dia sudah seperti kakakku sendiri. Banyak sekali hal yang diceritakan ke aku. Tapi lebih tepatnya aku yang lebih banyak cerita. Om Bagas adalah tipikal lelaki pendiam. Kadang aku mengerjakan PR di lapak Om Bagas kalo sedang malas pulang cepat.
"Om, do'ain aku ya?"
"Do'ain apa?"
"Minggu depan aku mau Ujian Nasional Om. Deg deg an nih."
"Kamu belajar nggak?"
"Ya belajar Om, tapi sekolah tiga tahun ditentukan tiga hari itu rasanya gimana gitu."
"Ya jadiin itu motivasi. Aku do'ain moga kamu bisa ngerjainnya. Dapet nilai bagus. Terus satu lagi."
"Apa Om?"
"Mulai besok, mending kamu langsung pulang ke rumah. Istirahat yang cukup, biar bisa dibuat belajar malemnya. Main ke sininya kalo kamu sudah selesai ujian. Oke?"
"Iya Om."
Aku menuruti kata Om Bagas. Esoknya, sepulang sekolah aku hanya menyapa Om Bagas di lapaknya tidak mampir seperti biasa. Dan seminggupun berlalu.
"Halo Ooomm.." Aku tertsenyum sumringah.
"Yang seneng udah selesai ujian. Sini sini." Om Bagas mempersilahkanku duduk di bangku kecil sebelahnya.
"Gimana ujiannya? Sukses?"
"Alhamdulillah, Om. Do'ain nilainya bagus ya."
"Pasti, selalu itu." Dia mengangkat jempolnya.
"Lagi nggak ada orderan, Om?" Kulihat Om Bagas tidak sedang meyelesaikan sketsanya.
"Hari ini sepi, Jeng. Ada si tadi, tapi sudah diambil orangnya. Btw, habis ini kamu mau lanjut sekolah di mana?"
"Ada sekolah bagus Om, tapi harus sekalian mondok di sana. Jadi mungkin habis ini aku mondok, Om."
"Jadi bu Nyai dong habis itu? hehe.."
"Apaan sih, Om. Orang masih bau kencur gini."
"Haha.. anak ingusan lebih tepatnya. Eh, rumahmu sebelah mana?"
"Om tau pojokan kompleks toko ini? Belok kanan, nanti ketemu minimarket kiri jalan. Nah, rumahku sebelahnya pas yang cat ijo. Mau main?"
"Nggak, cuma tanya aja."
"Nggak kerasa ya, Om?"
"Apanya?" Dia memasang wajah bingung.
"Aku maen-maen ke sini udah setahunan lebih. Terus bentar lagi aku nggak ke sini. Om nanti jangan lupain aku ya? Kalo nerbitin komik kabarin aku ya. Hihihi..." Aku tergelak.
"Beres, nanti kalo komikku jadi, kamu orang pertama yang aku kasih tahu." Dia tersenyum lebar, "Aku juga habis ini tutup lapak, Jeng. Besok udah nggak jualan di sini"
"Lho, ko' gitu? Om mau ke mana?" Tanyaku dengan nada sedih.
"Aku ada proyek, Jeng. Jadi sudah nggak bisa nyambi di sini lagi." Om Bagas mengangkat alisnya.
Aku cuma diam mendengar jawaban Om Bagas.
"Lho, ko' gitu? Om mau ke mana?" Tanyaku dengan nada sedih.
"Aku ada proyek, Jeng. Jadi sudah nggak bisa nyambi di sini lagi." Om Bagas mengangkat alisnya.
Aku cuma diam mendengar jawaban Om Bagas.
"Oh ya Jeng, ini buat kamu." Tiba-tiba Om Bagas mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.
0 komentar:
Posting Komentar