Bapak memang masih sering menganggapku putri kecilnya yang jika pulang dari perantauan, ke mana-mana harus diantar. Padahal 'putri kecilnya' di sana, ke mana-mana sendiri. Tapi tak jarang juga bapak menganggapku seorang jagoan seperti lelaki yang berbentuk gadis.
Untuk sebuah event dalam keluarga, sarana pra-sarana biasanya menjadi urusan bapak. Sedangkan emak, yang mengurus bagian dapur dan sejenisnya. Tetapi, saat emak dan yang lain melipat kardus, disaat yang sama bapak dengan senang hati memberiku sebuah obeng untuk merakit kipas angin karena suasana di rumah yang memang gerah. Karena emak juga nggak berkomentar tapi malah mendukung, jadilah aku merakit kipas angin diantara tumpukan kardus.
Bapak, dalam sebuah perjalanan, sekali ucap mengajak putrinya 'nongkrong' di bengkel hanya untuk mengganti oli tanpa bertanya putri kecilnya setuju atau tidak.
Bapak yang masih sering membelikan kaos untuk putrinya. Kaos versi cowok yang kalo dipake cewek, jadi kedodoran. Tapi untuk yang satu ini, jadi hal yang aku suka. Sekali waktu, memakai kaos kedodoran merupakan hal yang menyenangkan.
Bapak dengan sifat uniknya pada salah satu kejadian.
Bapak: Bapak mau ke Jogja, kamu titip apa?
Aku: Titip kaos lengan panjang warna gelap
Beberapa hari kemudian
Bapak: Ini pesenanmu
Aku: Horeee.. (membuka bungkus kresek)
(speechless memandang emak)
Emak: Hahaha...
Aku: Pak, aku kan pesennya warna gelap. Bukan warna hitam?
Bapak: Itu kan warna gelap
Emak: Makanya, kalo pesen ke bapakmu yang spesifik. Menurut bapakmu, warna gelap ya hitam, warna terang ya putih hahaha (masih tertawa)
Bapak: (diam, tak ada komentar)
Inilah Bapakku dan segala sifat kebapakannya yang sering membuat termenung. Hahaha.
0 komentar:
Posting Komentar