Kebanyakan orang mungkin akan menganggapku kurang kerjaan karena masih mau menunggu. Menunggu kesungguhan kata-katamu yang pernah kamu ucapkan kala itu. Aku sendiri tak tahu apakah kata-katamu hanya bualan semata atau pesan tersirat yang tertangkap indera pendengaranku.
Kebanyakan orang mungkin akan menganggapku tidak waras karena memercayaimu. Memercayai kata-kata yang pernah keluar dari mulutmu. Aku tak tahu apakah itu caramu untuk memeriahkan suasana atau sebuah keinginan yang terucap sungguh-sungguh.
Kebanyakan orang mungkin akan menertawakanku karena berharap padamu. Berharap pada janji-janji yang kamu buat. Aku tak tahu apakah janji-janji itu semata hanya untuk menyenangkan hatiku atau memang caramu untuk mewujudkan mimpiku.
Dari waktu ke waktu, kata-katamu seperti gulungan pita kaset yang dimainkan pada sebuah tape. Ia mengalun syahdu, memanjakan telingaku, menenangkan perasaanku. Tapi sebuah kaset tape sudah usang dimakan jaman. Ia tertinggal jauh dengan mp3 dan teknologi canggih lainnya. Hampir tak ada tape recoder terpasang di setiap rumah pada jaman sekarang. Seperti itukah semua ucapan yang kamu lontarkan dulu?
Aku mulai ragu.
3 komentar:
Hai, Erma. Ini kayaknya flash fic ya? hehe. Kalau dibuat agak panjang lagi dan konfliknya dibuat lebih greget, pasti lebih keren. Suka deh dengan analogi gulungan pita kaset :')
Iya Mbak Ki. hehehe.. terima kasih buat koreksi dan sarannya ^^
Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)
Posting Komentar