"Aku pengen nikah muda biar jarakku sama anakku nanti nggak jauh-jauh banget. Biar nanti kalo anakku sudah besar aku nggak tua-tua banget. Kasihan anakku kalo dia udah besar dan aku udah tua."
Aku selalu tersenyum ketika mendengar pernyataan beberapa teman tentang ini. Mereka sedang menata kehidupannya kelak. Mengharapkan sosok suami idaman versi mereka dan memikirkan usia ideal mereka untuk memiliki anak. Ya, mereka berpikiran bahwa jarak yang tidak jauh dari umur anak mereka akan sangat membantu kehidupannya dan kehidupan anaknya kelak. Mereka meniru jarak umur mereka dengan orangtuanya, pas. Jarak yang tak terlalu jauh akan membantu hubungan psikologi antara anak dan orangtuanya karena orangtua masih bisa mengikuti 'tren' anaknya. Aku tidak terlalu berkomentar untuk urusan itu.
Seperti yang ada dengan fenomena sekitar, umur teman-temanku sekarang rata-rata 24-25 tahun dengan orang tua yang masih berusia 40an tahun. Ya, umur ideal untuk anak dan orang tua. Aku berkaca pada diriku, seorang anak semata wayang yang dilahirkan dari rahim seorang ibu berumur 30an tahun. Sekarang umur Mama sudah setengah abad lebih dan aku masih di bangku kuliah. Sedangkan anak dari teman-teman Mama dan Bapak kebanyakan sudah bekerja dan mempunyai anak. Minder awalnya, apalagi ketika ada yang bertanya "kapan mantu?". Sedangkan aku sendiri belum bisa memberikan apa-apa.
Hidup, mati, rejeki, jodoh adalah takdir. Jika takdir telah digariskan, manusia bisa berbuat apa. Aku tak bisa memilih orang tua seperti apa yang aku inginkan. kapan aku dilahirkan, di kota mana aku dibesarkan dan dari keluarga seperti apa. Terkadang aku hanya bisa merenung, melihat fenomena orang tua teman-temanku di bangku sekolah dulu. Bertanya kenapa begini dan kenapa begitu tanpa terlontar satupun. Sampai suatu hari aku sadar bahwa pertanyaan tak ada artinya, pemahamanku mulai tumbuh ketika aku masuk kuliah dan sempat ku tulis di sini. Ya, aku belajar memahami bertahun-tahun sampai pada akhirnya hal itu sudah bukan lagi menjadi hal yang aku pikirkan sampai sekarang.
Orang tuaku mungkin tak mengikuti dan mengerti tren di era usiaku sekarang, tapi beliau mengajarkan berbagai hal yang bisa aku terapkan di segala masa. Mama dan Bapak adalah orang yang membuatku jatuh cinta berkali-kali. Orang tua yang bisa menginspirasi, pasangan favoritku, hartaku yang paling berharga, orang tua terhebat yang Allah hadiahkan buatku.
2 komentar:
kita mungkin tidak bisa memilih siapa orang tua kita, tapi kita selalu bisa memilih untuk menjadi orang tua seperti apa kelak :') Salam kenal
betul sekali. Salam kenal juga :)
Posting Komentar