Jika bertemu
denganmu adalah sebuah keharusan, bertatap mata denganmu adalah sebuah
keseganan. Aku tak berani mengeja satu per satu apa yang kulihat dengan mataku.
Sepertinya seketika itu juga aku menjadi buta. Aku menjadi kaku dan memilih
menunduk untuk tidak melihatmu.
Hey, entah
untuk keberapa kalinya aku merasa bersalah. Bukannya enggan bertemu denganmu,
hanya saja lebih baik menjaga untuk tidak saling menyakiti. Bukan kamu yang
menyakiti, tetapi aku.
Aku tahu,
ketika dua pasang matamu menatap ke arahku, dalam. Dan aku berpura-pura tak
mengetahuinya. Itu kebiasaanmu yang selalu kuhindari karena itu aku mohon maaf
karena sering memunggungimu.
Kamu tahu? aku
sering mengamati perasaan orang dari matanya, tapi aku terlalu takut menatapmu.
Tanpa kulihatpun aku bisa mengartikannya. Dan aku masih memilih untuk pura-pura
tidak tahu.
Andai matamu
tak menatap dalam, tak terhenti beberapa detik ke arahku. Mungkin aku bisa
menyuguhkan sesungging senyum seperti biasanya. Bukan sesungging senyum
canggung. Aahhhh.. semua terasa kaku bagiku, aku tak menyukainya!!
Hey, jika pikiranku
sesederhana perasaanmu, mungkin waktu akan berpihak kepada kita. Tapi itu
hanya sebatas jika.
0 komentar:
Posting Komentar