Hampir setengah dari umurku telah mengenalmu. Kita memang dekat baru tujuh tahun terakhir ini. Aku menganggapmu seperti saudara sendiri. Kita tak sepenuhnya bertemu untuk berpisah. Tak sepenuhnya. Masih ada tatap muka antara kamu dan aku walaupun itu hanya beberapa kali dalam setahun. Kita sudah berjalan di laju yang berbeda. Kamu di hidupmu dan aku di hidupku, tapi kita masih satu dunia menginjak bumiNya dan menghirup oksigenNya.
Sepertinya baru kemarin kita jalan bersama, mengunjungi suatu tempat dan bertemu dengan orang yang tak kita kenal dengan ringannya bertanya. Kalian kembar y? Kalian adek-kakak ya? Hahaha... Aku masih mengingat ada saat kita jenuh dengan pertanyaan itu dan sekenak hati kita mengiyakan apa yang mereka tanyakan. Dan sepertinya saat itu kita sedang dalam masa ababil.
Kamu tau, kamu adalah salah satu teman dengan pemikiran dewasa yang pernah aku kenal, mungkin karena umurmu yang berbeda beberapa bulan di atasku. Tapi bukan karena itu juga, kamu memang dewasa. Seorang periang, humble, dan cepat akrab dengan orang lain. Kamu adalah salah seorang pendengar terbaikku.
Mungkin kamu masih ingat, perjalanan pertemanan kita penuh dengan cerita di dalamnya. Aku masih ingat sebagian besar diantaranya. Hey, memori itu tak akan terganti. Aku memahami setiap jengkalnya.
Well.. aku sekarang sampai pada kenyataan bahwa kita bukan lagi bocah yang bisa bermain sesuka hati. Kamu menjalani apa yang menurutmu baik untuk hidupmu, aku melihatnya, dan aku turut bahagia. Kamu memang pantas menerimanya. Aku akan berdo'a untuk kebahagiaanmu kelak. Mungkin ini kata-kata klise tapi ini benar adanya, kebahagiaanmu adalah kebahagiaanku juga. Aku menunggu kabar baik lainnya. Semoga kebahagiaan selalu menyertaimu.
Peluk cium :*
0 komentar:
Posting Komentar