RSS

Ke mana Moral Harus dibeli?

Dunia ini sepertinya sedang mengalami krisis. Krisisnya bukan tentang uang, bukan tentang harta benda apalagi teknologi. Sepertinya lagi trend krisis moral. Mengaca dari orang jaman dulu yang jauh dari teknologi, jauh dari kekayaan, dan jauh dari intlejensi. Hidup yang serba keterbatasan tapi makmur adanya.

Aku orang jaman sekarang yang menyukai tradisi jaman dulu. Yang walaupun ingin bermain dengan teman hanya bermodal suara di depan rumahnya sambil berteriak 'main yuuk!'. Yang keseringan bermain menggunakan tanah dan alat dapur seadanya. Yang jika ada tamu mencari bapak di rumah sedangkan bapak tidak ada dan menjawab alakadarnya 'bapak tidak sedang di rumah' tanpa perlu memberi nomor telpon genggamnya karena memang tak punya. Yang jika ada acara televisi yang bagus, sering nonggo walaupun di rumah sudah ada televisi.


Hidup di jaman sekarang kadang membuatku takut. Banyak diantara mereka yang secara teori sebagai ahli dalam bidangnya tapi tak berperilaku secara semestinya. Entah kurang profesional atau kurang paham dirinya dan dunia sekitarnya. Uang salah satu sebabnya, entah apa daya tariknya sepertinya ia menggiurkan. mengalahkan kenikmatan nasi pecel pinggir jalan atau sepiring penyetan tempe yang tersaji hangat di meja makan. Tak ayal segala cara dilakukan demi segepok benda yang bernama uang. Mau siapapun rugi tak masalah, asal uang sudah digenggaman.

Sepertinya mereka juga sudah tak berhati. Hati cuma seonggok daging yang hanya bekerja secara fungsional dan tak ada yang namanya unsur perasaan di dalamnya. Mereka seenaknya hajar sana hajar sini, tuduh sana tuduh sini. Emosi yang dinomor wahidkan sehingga akal tertinggal jauh di belakang. 



Mungkinkah moral terjual habis pada tempatnya? atau moral sudah habis masa berlakunya? Padahal jika dianalisa dengan logika mereka punya jatah pada setiap hatinya. Ke mana moral harus dibeli?

0 komentar:

Posting Komentar