Mamaaaa.. dimanaaa?
itu adalah ucapan pertama yang selalu aku tanyakan ke mama. Karena aku tau mama tidak selalu berada di rumah, jadi hal yang aku tanyakan terlebih dahulu adalah itu. Tapi ada satu ciri khas yang akan menandai apakah mama sedang repot atau santai. Dari nada bicaranya waktu pertama kali menjawab telpon. Sangat. Sulit digambarkan dengan kata tapi ada perbedaan yang bermakna.
Asslamau'alaikum Ma, kangeeeen.. ini aku, anak Mama yang selalu merajuk. Apa kabar Ma? Maaf ya Ma, bulan kemarin belum sempet pulang. Sebenernya bingung mau pulang apa nggak, tapi aku memutuskan untuk sementara di sini dulu. Nggak apaapa ya untuk saat ini hanya bisa bicara lewat telpon. Moga Mama sama Bapak ngerti. hehe..
Maaa.. aku selalu punya pertanyaan untuk Mama dari dulu. Entah itu serentetan peluh atau segudang rasa penasaran. Tapi bibirku selalu terkatup saat bertemu Mama. Mama tau kenapa? Segala rasa itu seakan lenyap terganti oleh perasaaan bahagia saat bertemu Mama. Tapi sepertinya dalam waktu ini harus benar-benar aku utarakan. Isi kepalaku rasanya sudah penuh, penuh dengan segala pikiranku.
Ma, bisakah aku setegar Mama? Cara apa yang bisa aku lakukan untuk menjadi tegar seperti Mama? Mama adalah orang tertegar yang aku kenal. Ya walaupun beberapa masalah pernah Mama ceritakan kepadaku, tapi Mama tau cara menghadapinya. Mama selalu mengajarkanku agar tidak mengeluh tapi nyatanya aku berteman dengan peluh dan pada akhirnya akupun mengeluh. Berat rasanya menjalani apa yang terjadi sekarang. Tapi aku sadar bahwa masalahku tak seberat Mama. Jadi bisakah Mama bantu aku?
Ma, bagaimana cara menjadi orang yang tepat dalam situasi tepat? Mama adalah orang yang tepat untuk aku tanyai tentang hal ini karena Mama punya kelebihan me-treatment hati seseorang. Di saat orang sekitar sedang tidak bersahabat denganku, Mamalah orang pertama yang akan memelukku dengan kata-kata mujarab ramuan Mama. Saat aku hilang arah, Mamalah orang yang tepat untuk menentukan arah. Saat semua telinga tertutup untuk paragraf ceritaku, Mamalah yang akan menjadi pendengar terbaik untukku. Saat aku emosi, Mamalah yang akan dengan senang hati menghujaniku dengan joke yang bisa meredakan amarahku. Mama tau kapan harus mem-push aku dan kapan harus mengimbangi aku. Mama tau bagaimana bersikap, kepadaku, bapak, dan orang lain.
Ma, ajari aku menjadi wanita sebaik Mama. Wanita yang tulus, bisa memperlakukan orang dengan semestinya, dan tidak perhitungan. Rasanya masih sulit bagiku melakukan apa yang Mama lakukan seperti biasanya.
Ma, gadis kecil Mama ini sepertinya sudah mulai dilirik orang. Ya, Mama pasti tau ketika teman-teman Mama dengan lancar menghujani pertanyaan, "kapan mantu, Bu?", "calone anak e sampean arek ndi, Bu?" dan pertanyaan sejenis lainnya. Seperti apa seseorang yang Mama harapkan untuk menemani gadis kecil Mama melanjutkan hidupnya? Apa saja pertimbangan yang Mama inginkan untukku kelak? Seperti kemantapan hati Mama dulu untuk memilih Bapak sebagai teman hidup. Mama pasti tau kelakuanku di rumah. Apa aku sudah pantas untuk itu? hahaha.. Mama pernah bilang ini itu tentang hal ini. Aku memang punya kriteria untuk ini Ma, tapi aku ingin berkaca ke Mama dan Bapak. Rasanya sukaaa melihat Mama sama Bapak menjalani hidup selama ini. Walaupun Mama sama Bapak bukan orang yang sempurna tapi bisa melengkapi, menerima apa adanya, bersyukur dengan apa yang ada, dan menjalani yang sudah seharusnya. Itu yang pentingkan?
Ma, nasehati aku tentang banyak hal. Rasanya aku masih buta tentang dunia luar sana. Aku masih gagu untuk hal yang aku jalani.
Sebenarnya masih banyak rentetan tanya yang ingin aku utarakan untuk Mama dan karena itu aku jadi bingung pertanyaan apa yang akan aku lontarakan selanjutnya. hahaha.. ya mungkin nanti jika waktu berpihak pertanyaan akan berkembang dari tulisanku ini.
Makasih ya Ma, sudah menjadi ibu yang hebat untuk untukku. Wanita yang menginspirasiku. Selalu bangga punya ibu seperti Mama. Maaf belum bisa ngasih apa-apa. Peluk cium dari aku :*
-Gadis Kecilmu-
0 komentar:
Posting Komentar