RSS

Kenapa harus Baca Rantau 1 Muara?

Sebelum masuk ke topik utama, saya akan bercerita sekilas ketika akan menulis tentang novel ini. Saya berada di warnet saat ini, karena laptop saya sedang dalam perbaikan. Kebetulan kemarin dapat kiriman novel yang sudah lama saya tunggu kehadirannya, Rantau 1 Muara. Karena belum selesai membaca dan ingin sekali mengepost  tulisan Rantau 1 Muara di blog saya, saya selesaikan bacaan ini dulu kemudian baru bisa menulis. Karena jika menulis sebelum selesai membacanya, rasanya hambar. Jadilah saya mengambil paketan di warnet. Paket 3 jam, 2 jam untuk membaca dan 1 jam setelahnya barulah saya berfokus pada yang namanya komputer warnet. Daaan, sempat saya pergoki mas penjaga warnet melihat saya dengan tatapan heran karena hal itu (ke warnet mala baca novel dan nggak nggubris komputer yang sudah menyala sama sekali). Hahahaha...

Oke, kembali ke bahasan utama. Rantau 1 Muara. Novel karangan bang A. Fuadi ini sebenernya sudah saya tunggu kehadirannya sejak beberapa tahun lalu. Bermula dari membeli Negeri 5 Menara secara tidak sengaja pada waktu liburan semester. Bagus dan membuat sensasi addict. Liburan semester berikutnya Ranah 3 Warna sudah beredar di pasaran. Tanpa pikir panjang langsung comot saja novel ini di toko buku. Daaan, Ranah 3 Warnah sukses membuat saya penasaran pada bagian akhir cerita. Saya pikir. trilogi terakhir akan release pada semester berikutnya. Tapi hasilnya, beberapa tahun setelahnya trilogi terakhir ini baru release.


Nah, kenapa si novel ini recomended banget?
Sebab pertama adalah rasa penasaran saya pada sosok wanita bersama Alif yang diceritakan dibagian akhir novel Ranah 3 Warna.
Pengemasan Rantau 1 Muara menurut saya berbeda dengan novel-novel sebelumnya. Jika pada novel Negeri 5 Menara atau Ranah 3 Warna sorotan utama adalah perjuangan Alif dalam menggapai mimpi-mimpinya, maka Rantau 1 Muara mengemasnya secara sorotan emosinya menurut saya. Perjuangan untuk mencapai impian di sini masih ada. Bagaimana Alif harus berjuang untuk mecari penghidupan yang layak, bagaimana dia harus berjuang untuk mimpinya ke Amerika. Tetapi di sini unsur emosinya sangat terkemas rapi. Akan ada unsur kekeluargaan yang lebih kental daripada novel-novel sebelumnya seperti contohnya bagian cerita kedekatannya dengan teman barunya Pasus, Mas Garuda, Mas Nanda, Mbak Hilda, dll. Unsur emosi yang lain adalah tentang ceritanya menjemput jodoh seperti cerita menariknya menjalin hubungan gelap, hubungan gelap di sini diartikan dengan arti sebenarnya :)) bagaimana Alif harus bisa menerka-menerka perasaan wanita. Arti kata wanita yang tersirat dan tak pernah tersurat. Kalo saya sebagai pembaca si ngerti-ngerti saja, wong saya wanita kalo Alif si maklum. hahahaha... kemudian perjuangan dia untuk menaklukan hati Sultan Rangkayo Basa, calon mertuanya. Unsur emosi selanjutnya adalah rasa kehilangan dari orang yang baru ia kenal dan sudah seperti saudara sendiri. Dan unsur emosi terakhir yang di angkat adalah keraguannya pada apa yang dijalaninya dan apa yang akan diambilnya. Oleh karena itu jadilah mantra trilogi terakhir ini adalah
Man saara ala darbi washala
-Siapa yag berjalan di jalannya akan sampai ke tujuan-

Well, novel Rantau 1 Muara ini membuat saya tau bagaimana kehidupan wartawan sebenarnya. Saya juga semakin ingin traveling ke mana saja dan jujur saja, saya ingin wisata kuliner makanan Timur Tengah jadinya hahaha... Saya belajar bagaimana Alif dan Cintanya membina hubungan mereka. Mereka bukan manusia sempurna tapi mereka mampu membentuk kebahagiaan dengan caranya sendiri. Dan dari sini saya tau makna covernya kenapa warnanya itu dan kenapa dipojok kanan ada kano kecil yang di dayung oleh dua orang. Ada filofosofi di dalamnya. Mau tau? Makanya baca ini :p


At least, mungkin novel ini baru bisa beredar di toko buku akhir Mei ini. Tapi buku ini recommended banget buat dibaca. Happy reading kawan!

sekilas info
Buku yang bagus adalah buku yang tidak bisa membuat tidur pembacanya sebelum ia menyelesaikannya

seperti buku Rantau 1 Muara ini ;)
*tapi karena saya terhanyut saat membacanya jadilah saya tertidur ditengah-tengah membaca novel ini hwakakakakak :))

8 komentar:

@praaaw mengatakan...

Menurut saya penjaga warnetnya itu lagi pengen pinjem novel e, bukan ter heran - heran ^^

ermayaaa mengatakan...

y mungkin seperti itu... ngerti ae onok novel apik :))

@praaaw mengatakan...

berapaan kalau belim??

ermayaaa mengatakan...

ora ngerti rego pasarane aku, soale wingi oleh kortingan.. :D

Unknown mengatakan...

Waahhh... sayang, gak bisa pre order kemaren, coz lagi bokek, hihi, BTW aku kepingin banget lhoh buku agendanya itu... hiks.. hiks.. yaa udah lah, besok langsung cuzz ke gramed udah gak sabar buat ngebaca buku ntu ini, Aku juga penggemar berat Bang Fuadi, lhoh, cuma buku yang rantau 1 muara aja yang belom punya, hehe, salam kenal yaa dari Putri..... (^_^)

ermayaaa mengatakan...

Kemarin itu sebenernya bonus novel katanya kartu pos spesial tp ternyata notes :D
selamat menikmati trilogi terakhir ini,, dijamin bagus.. salam kenal juga ^^

Anonim mengatakan...

Alhamdulillah...baru selesai baca... buku yang sangat bagus...penuh gizi...
dialog Alif dan Dinara pada bab "Hubungan Gelap" dan "Antara Jakarta dan Bogor" terus saya ulang-ulang baca...sangat dalam....penuh makna...dan inti kehidupan...Selamat membaca!

ermayaaa mengatakan...

iya, saya juga suka bab tentang Hubungan Gelap, itu makna sebenernya dari judul bab itu. suka novelnya, renyah tp berbobot :)

Posting Komentar